Bunmau tanya apa kita kalau ke psikiater/psikolog bisa pakai bpjs? Caranya gmna? Kalau misal ga bisa bayar brp ya? Jujur udh pusing nanggung apa" sndiri punya ortu jg ngga enak mau crita takut beban 🙂 Makasih Tahun2018, saya menulis artikel tentang depresi dan di dalamnya, saya secara terbuka menuliskan mengenai diagnosis saya, komorbid trauma kompleks dengan depresi. Begitu banyak hal yang terjadi dalam setahun ini. Saya menjadi lebih baik untuk sementara waktu, kemudian saya jatuh ke mode depresi lain selama berbulan-bulan, sebelum akhirnya saya mencari bantuan psikiater sekali lagi. Sayasaja berobat ke psikiater di RSUD Bogor dengan membayar secara mandiri tidak sampai Rp.300.000,00 sudah termasuk obat-obatan untuk sebulan. Dan baru kemarin saya menggunakan BPJS untuk berobat ke psikiater. Awalnya saya ke klinik faskes I terlebih dahulu untuk meminta rujukan ke psikiater. PengalamanKonsultasi dengan Psikolog di Halodoc. Bagaimana sih rasanya konsultasi dengan psikolog? Kemudian apa bedanya ke psikiater? Tulisan ini berisikan pengalaman mengenai konsultasi terkait kesehatan mental dengan psikolog klinis dan psikiater atau dokter spesialis kesehatan jiwa yang berada di aplikasi Halodoc. BerapaBiaya Periksa ke Psikiater? Nah, ini nih yang ngga kalah penting dari segala hal. NOMINAL. Waktu itu saya periksa ke rumah sakit dengan layanan umum meskipun udah punya BPJS. Biaya keseluruhan 370an ribu kalau ngga salah. Pokonya belum sampai 400ribu. Itu bulan Februari 2019, ya. Ini termasuk murah karena saya periksanya di rumah sakit SeringDianggap Remeh, Ini Bahayanya Disfungsi Seksual from · biaya konsultasi psikologi ke psikolog saat ini berkisar mulai dari rp150 ribu hingga rp1 jutaan per sesi, sedangkan untuk konsultasi dengan psikiater mulai rp100 ribu. Jadi total biaya yang dikeluarkan bisa 490 ribu untuk sekali konsultasi. . Langkah awal yang perlu dilakukan adalah mendatangi fasilitas kesehatan faskes pertama. Faskes bisa berupa dokter umum, puskesmas, klinik kesehatan - Selain pelayanan kesehatan fisik, peserta BPJS Kesehatan juga bisa mendapatkan pengobatan untuk gangguan kesehatan mental. Bagi pemegang kartu BPJS Kesehatan, pelayanan tersebut bisa diakses secara gratis. Termasuk layanan konsultasi ke psikiater. Lantas bagaimana prosedurnya? Cara konseling ke Psikiater dengan BPJS Kesehatan Mengutip 23/5/2022, ada 3 cara yang bisa ditempuh oleh peserta BPJS Kesehatan untuk mendapatkan layanan pemeriksaan gangguan kesehatan mental. Baca juga Berapa Denda Jika Telat Bayar BPJS Kesehatan? Simak Juga Begini Cara Ceknya di Aplikasi Mobile JKN Baca juga Cara Berobat Langsung ke UGD Menggunakan BPJS Kesehatan Tanpa Rujukan, Ini Kondisi yang Ditanggung Langkah-langkahnya ialah sebagai berikut 1. Datangi faskes pertama Langkah awal yang perlu dilakukan adalah mendatangi fasilitas kesehatan faskes pertama. Faskes bisa berupa dokter umum, puskesmas, klinik kesehatan, atau rumah sakit. Kemudian, Anda perlu mencari informasi apakah pada faskes pertama itu terdapat poli jiwa atau layanan psikolog atau tidak. Jika tidak ada, maka Anda bisa meminta surat rujukan untuk mendapatkan pelayanan poli jiwa. 2. Lakukan konsultasi Saya akhirnya memutuskan menuliskan pengalaman saya ke psikiater pakai BPJS KES karena survey kecil di Instagram Ig story 16 Feb 2021 Hasil survey setelah 24 jam Ada 2886 penyimak media sosial saya dari an pengikut. Lalu dari 2000 an orang ini ada 381 orang yang ketika di suatu masa menghadapi kasus seperti saya atau masalah psikis lainnya baru tahu bahwa BPJS KESEHATAN menanggung luka batin kita juga. Cedera psikis perlu juga diobati seperti penyakit fisik lainnya karena seringkali cedera psikis adalah awal mengapa orang yang terlihat sehat bisa stroke, serangan jantung, diabetes dan tentu saja bunuh diri. Saya hanya menuliskan blog ini karena ada Ada 500 orang memilih untuk membaca tulisan yang pastinya bakal panjang dan lebar ini. Jadi silakan melanjutkan membaca jika anda adalah bagian dari 500 orang tersebut 22 Januari 2021, saya menghubungi teman SMA saya yang notabene seorang dokter untuk merekomendasikan psikiater/ psikolog di RS UI mengenai kasus yang saya alami perundungan daring. Di 22 Januari itu juga saya pergi ke klinik Bahar Medika sebagai faskes 1 saya di BPJS KES untuk meminta surat rujukan ke psikiater. Saya masih bisa merasakan momen ketika saya memasuki ruang dokter umum klinik Bahar Medika. Saya berusaha menata kata-kata saya untuk terlihat kuat tapi hari-hari itu seperti kepala saya dicelupkan diangkat ke dalam air berulang-ulang. Kadang saya bisa cukup sadar bekerja, sering saya hanya berakhir menangis dan stres sendiri. Untuk orang-orang yang akhirnya tahu masalah perundungan daring memang mereka setuju bahwa yang saya hadapi berat karena ini menyangkut dengan trauma 5 tahun yang lalu tidak diselesaikan dengan konsultasi ke profesional. Saya ketika 2016 sok-sokan merasa bisa mengatasi post traumatic stress disorder saya sendiri tanpa menghubungi teman saya yang sudah jadi psikolog profesional atau pergi ke psikiater. Akibatnya adalah double impact di 2021. Luka lama kembali menganga dan saya tidak siap. Saya bisa paham soal post traumatic stress disorder dan menyadari bahwa di Januari 2021 tersebut saya sudah butuh psikiater karena saya sendiri memiliki latar belakang Psikologi. Akan tetapi, saya belum melanjutkan kuliah sampai psikolog sampai sekarang. Jadi saya tahu ada luka tapi ya tidak terakreditasi untuk operasi luka tersebut. Dokter umum sepertinya menangkap air muka saya yang sudah kelelahan secara mental sore itu. Surat rujukan keluar dengan diagnosa Acute and transient psychotic disorders. Saya tidak bisa memilih RS Univ Indonesia karena RSUI tipe B. Saya harus memilih tipe C dulu. Tentu saja saya kembali memilih RS Bunda Margonda. RS yang sama tempat saya operasi myoma sekaligus memang psikiaternya adalah rekomendasi dari kenalan saya di Twitter, Mba Merry MP. Mengapa berbeda antara surat rujukan dengan tebakan saya? Lah itu. Kan sekolah saya cuma sampai sarjana. Aslinya dua diagnosa itu masih di payung yang sama di DSM-V. Apa itu DSM-V? Perlu dijelaskan di sini? Atau google aja sendiri? Jadwal psikiater baru ada Selasa. Jadi Jumat, Sabtu, Minggu adalah hari-hari terkacau saya karena perundungannya tetap berjalan, saya tetap baca komen-komen negatif yang diarahkan kepada saya tanpa ada yang mendampingi saya secara kuat. Jangankan mengobati trauma 2016, cerita saja tidak bisa saya sampaikan ke sembarang orang. Kombinasi sangking takutnya sekaligus ada perasaan yang perlu dijaga. Ketika Selasa akhirnya datang, hal pertama yang saya ucapkan ke psikiater adalah saya butuh kembali bekerja normal.. Saya cuma ingin bisa mikir kreatif.. bukan cuma otak yang bisanya kerja printilan itupun sambil nangis. Begitulah sebuah perundungan bisa menghantam seseorang. Mungkin buat orang lain, perundungan bisa dihadapi dengan lawan balik aja. Cuma di kasus saya, saya cuma bisa meringkuk pasrah terjun bebas dalam rasa bersalah. Iya. Sangking kacaunya isi kepala, saya merasa saya layak untuk mendapatkan perundungan. Saya ingat bagaimana dokter Nina bertanya dengan sangat penuh empati sekali, saya tahu ini tidak akan nyaman untuk diceritakan, tapi boleh dikasitahu apa yang sebenarnya terjadi waktu itu?’ Seketika airmata saya pecah. Persis seperti seminggu sebelumnya ketika saya konsultasi dengan psikolog masalah trauma masa kecil saya. Saya merasa didengarkan dan untuk pertama kalinya dalam hidup orang tidak ujug-ujug menawarkan solusi A, B, C, D kepada saya. Penyelesaian masalahnya tetap diserahkan kepada saya tapi saya seperti merasa dapat pencerahan tentang apa saya yang harus lakukan. Setelah konsultasi tersebut, saya mendapatkan resep obat sekaligus sebuah petunjuk hilangkan stresornya. Jadilah hal-hal yang membuat saya stres saya hapus. Setelah hari Selasa, saya akui obatnya bekerja. Pola tidur saya sangat terjadwal sekali. Saya bisa berpikir tenang dan terang. Saya sebagai orang yang cenderung berlarut dalam mengasihani diri sendiri, baru kali ini bisa beneran melihat diri saya berdiri tegak. Sebenarnya perundungannya tetap berjalan beberapa hari setelah saya ke psikiater. Namun saya memilih untuk tidak membaca lagi komen-komen negatif tersebut. Saya sempat lengah hanya minum obat sampai lima hari. Sehingga di sesi kedua kami, saya mendapat teguran dari psikiater Trauma dari bertahun-tahun bagaimana bisa tuntas hanya dengan minum obat beberapa hari? okey okey dok abis ini VV disiplin habisin obat dan datang sesi! Janji! Merayakan ultah ke-37 setelah sesi ke-2 Setelah sesi kedua, saya pun mulai membuka diri kepada teman SMA dan teman kuliah saya. Juga kepada pendeta dan mama saya. Kata-kata pendeta saya yang bilang bahwa saya sudah diampuni satu kali untuk selamanya tentu hanya akan masuk kuping kiri keluar hidung kanan jika saya tidak minum obat. Apa yang diresepkan ke saya membantu sekali untuk saya selalu berpikir dalam terang. Bukan Vivi yang berpikir dalam murung dan sendu. Ada satu momen ketika teman kuliah saya yang butuh kepastian apakah sahabatnya ini benar-benar sudah baik atau pura-pura tegar. Dia bertanya Kamu bersandar pada siapa jika sewaktu-waktu perundungan itu mulai lagi? Saya tahu menjawab bersandar kepada Tuhan pasti akan berakhir digetok dengan garpu karena jelas itu bukan jawaban yang dibutuhkan kalau kalian sesama nak Psikologi. Saya untuk pertama kalinya merasa terharu bahwa orang di luar sana yang merasa saya selalu kuat ternyata sebenarnya memang butuh bersandar. Saya pun dengan mantap menjawab bersandar ke psikiater! Hahaha. Memang setelah tiga sesi setiap minggunya, saya dinyatakan bahwa sesi dilanjutkan setiap bulan sampai mungkin enam bulan. Namun dokter Nina membuka pintu klinik seluas-luasnya. Jika sewaktu-waktu saya drop karena satu hal dan lainnya, saya bisa datang sekalipun jadwal konsultasi saya belum saatnya. Kesimpulan 1. Saya bersyukur bahwa saya memutuskan ke psikiater. Untuk pertama kalinya dalam hidup saya setiap harinya merasa damai dan bersyukur 2. Benar kata kartu dari Dameria. Depresi tidak menyampaikan realita yang sesungguhnya. Merasa nyaman menulis daripada angkat telepon sejak 1998. Kisah - kisah di sini terinspirasi dari pengalaman pribadi maupun curhatan kolega/ karyawan saya dengan gaya penulisan satir. Jika Anda merasa perasaan Anda terwakilkan dengan kisah yg diberikan Vivi, silahkan tulis komen dengan empati. Lihat semua pos milik VIVI BPJS Kesehatan kerap digunakan masyarakat untuk berobat ke klinik atau rumah sakit. Badan yang menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional JKN itu memberikan berbagai macam layanan kesehatan, termasuk konsultasi ke psikolog atau psikiater. Genhype, perlu diketahui kesehatan mental juga sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jadi, jangan anggap remeh jika kamu merasa mengalami gejala-gejala yang menunjukkan adanya gangguan mental. Selama ini salah satu faktor yang membuat masyarakat enggan pergi ke psikolog ialah biaya. Konsultasi ke psikolog terkait kondisi jiwa bisa dibilang cukup mahal. Dalam satu kali konsultasi, pasien mesti merogoh kocek sekitar Rp400 ribu sampai dengan Rp1 juta lebih. Namun, bila telah memiliki kartu BPJS, masyarakat tak perlu lagi khawatir dengan hal tersebut. Baca juga 4 Perbedaan Psikolog & Psikiater yang Perlu Diketahui Ya, kabar baiknya BPJS Kesehatan menanggung biaya konsultasi ke psikolog. Sayangnya, belum semua orang tahu klaim dari BPJS Kesehatan tersebut. Kabar baik berikutnya, khusus untuk konseling dengan psikolog, masyarakat bisa melakukan sesi tersebut tanpa adanya batasan waktu apabila psikolog tersebut bagian dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama FKTP. Mengutip laman remisnya, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menerangkan pelayanan kesehatannya bisa dipakai untuk layanan psikolog. Sebab, Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan, manfaat kesehatan harus bersifat pelayanan kesehatan perorangan yang mencakup promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Oleh karena itu, peserta BPJS Kesehatan penyandang disabilitas jiwa bisa mendapatkan akses pengobatan secara gratis, dari rehabilitasi medis sampai dengan konseling dengan psikolog. Akan tetapi, semua pelayanan mesti berbasis diagnosis dan indikasi medis yang sebelumnya diberikan dokter terkait. Data dari BPJS Kesehatan pada 2020 klaim terbanyak gangguan kejiwaan didominasi oleh pengidap schizophrenia, bipolar, gangguan organik, depresi, dan gangguan neurosa selain depresi. Baca juga Ini 5 Penyebab Pasien Gangguan Mental Enggan ke Psikolog Cara Ke Psikolog Pakai BPJS Kesehatan Peserta BPJS Kesehatan yang ingin menggunakan layanan tentu akan diminta mendatangi fasilitas kesehatan terdekat. Supaya enggak salah, ada beberapa tahapan yang mesti dilewati sebelum akhirnya bisa berkonsultasi dengan psikolog. 1. Datang ke Faskes Tingkat Pertama Langkah pertama yang dilakukan ialah dengan mendatangi fasilitas kesehatan tingkat pertama FKTP terlebih dahulu. Faskes yang dimaksud bisa berupa dokter umum, puskesmas, klinik kesehatan, atau rumah sakit yang melayani BPJS Kesehatan. Jangan lupa, siapkan juga berkas-berkas yang dibutuhkan, seperti kartu BPJS, fotokopi KTP, dan fotokopi Kartu Keluarga. Umumnya, jika di faskes tingkat pertama terdapat poli jiwa atau layanan psikolog, kamu bisa konsultasi. Namun, bila tidak, kamu bisa meminta surat rujukan untuk mendapatkan poli jiwa lain yang terdekat. 2. Proses Konsultasi Jika sudah mendapat rujukan poli jiwa, kamu bisa langsung melakukan konsultasi dengan psikolog. Di poli jiwa, biasanya pasien akan mendapatkan beberapa pertanyaan umum, seperti apa yang sedang dirasakan dan bagaimana kondisi saat ini. Saat wawancara, pastikan kamu menjawab dengan jujur. Ceritakan dengan detail apa yang sedang kamu alami. Dengan demikian, psikolog dapat memberikan diagnosis yang Terapi Selesai Jika kamu berkonsultasi dengan psikolog, kemungkinan kamu tidak diberikan obat. Namun, bila konsultasi dilakukan dengan psikiater, ada kemungkinan kamu akan direkomendasikan obat. Psikolog dan psikiater memang sama-sama spesialis kesehatan mental. Namun, psikolog bukan dokter. Psikolog hanya mendiagnosis masalah yang dialami pasien melalui kepribadian, perilaku, kebiasaan, pola makan atau tidur, cara berbicara, dan cerita yang dicurahkan saat konsultasi. Layanan psikolog hanya seputar konsultasi dan psikoterapi psikologis yang fokusnya pada hubungan akar masalah, pola pikir, dan perilaku. Baca artikel lainnya di Google News Editor Syaiful Millah Go to indonesia Pengalaman Buruk ke Psikiater Sebelumnya, adakah yang punya rekomendasi psikiater di daerah Surabaya atau Jogja? Hari ini gw ke psikiater RSUD daerah gw, niatnya emang mau ganti dokter sekalian kontrol karena udah nggak cocok sama dokter yang lama I just really need a second opinion. Ternyata waktu dateng ke ruangan, dokter RSUD ini marah-marah dan ngebentak-bentak gw karena lama nggak kontrol padahal gw kesana sebelumnya cuma minta rujukan dan berobatnya di rumah sakit di Surabaya. Dia sama sekali nggak ngedengerin keluhan gw dan tetep marah-marah perihal keinginan gw buat ganti dokter. Padahal gw orangnya sangat sensitif that's why I seek help, tapi kenapa orang yang seharusnya bisa gw percaya malah kayak gitu? Kalo petugas pelayanannya judes, jahat, galak gw masih bisa ngertiin. Tapi ini psikiater yang harusnya jadi sandaran malah bikin down? Gw gak habis pikir. Rasanya gw jadi agak trauma mau pergi ke psikiater lagi. Adakah yang mengalami hal yang sama, dan gimana cara mengatasinya? I really, really need a good psychiatrist before it's getting worse. Archived post. New comments cannot be posted and votes cannot be cast. “Menjadi peserta BPJS Kesehatan nyatanya memiliki banyak manfaat. Salah satu manfaat yang bisa didapat adalah kemudahan akses untuk perawatan kesehatan mental. Hal ini penting, sebab kondisi psikologis yang terjaga bisa berdampak pada kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan dan memengaruhi kualitas hidup seseorang.“ Halodoc, Jakarta – Kesehatan mental menjadi satu hal yang penting untuk dijaga. Tidak berbeda dengan kesehatan fisik, kondisi psikologis yang tidak dijaga dengan baik bisa memengaruhi dan menurunkan kualitas hidup. Sayangnya, kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental masih sangat kecil, terutama di Indonesia. Kurangnya pengetahuan dan akses untuk layanan kesehatan psikologis diduga menjadi penyebabnya. Kabar baiknya, saat ini perawatan mental bisa diklaim di BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Lantas, bagaimana cara mengajukan klaim pemeriksaan kondisi psikologis melalui BPJS? Cari tahu jawabannya di sini! Baca juga Inilah Kondisi yang Membuat Seseorang Perlu Bertemu Psikolog Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Kini, peseta BPJS Kesehatan bisa melakukan perawatan untuk menangani gangguan mental. Layanan yang diberikan adalah konseling di fasilitas kesehatan tingkat pertama, yaitu di Puskesmas. Melansir media internal resmi BPJS Kesehata, ada prosedur yang harus terlebih dahulu dilakukan untuk mendapatkan layanan ini. Pertama-tama, peserta BPJS harus memeriksakan diri ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan tingkat pertama atau faskes primer dan klinik yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Setelah pemeriksaan, jika dinyatakan perlu mendapat penanganan lebih lanjut, dokter akan memberi rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan. Biasanya ke Rumah Sakit Umum Daerah RSUD atau Rumah Sakit khusus, seperti Rumah Sakit Jiwa. Dengan layanan ini, seharusnya kesehatan mental bukan lagi menjadi hal yang diabaikan begitu saja. Nyatanya, menjaga kondisi kesehatan psikologis adalah hal yang penting dilakukan. Jika tidak, risiko munculnya gangguan mental akan meningkat. Kalau sudah begitu, banyak hal yang akan dipengaruhi, termasuk kesehatan fisik serta kualitas hidup pengidapnya. Sebenarnya, apa saja faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan mental? Perlu diketahui, gangguan atau masalah pada kesehatan mental bukan merupakan hal yang aneh apalagi bersifat aib. Tidak berbeda dengan kondisi fisik, kondisi kesehatan psikologis juga bisa terganggu. Ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab hal ini terjadi, termasuk faktor lingkungan sosial atau pengalaman traumatis yang dilalui sebelumnya. Baca juga Kapan Sebaiknya Pengidap Skizofrenia Paranoid ke Psikiater? Ada beberapa faktor risiko gangguan mental, yaitu Jenis kelamin, perempuan memiliki risiko tinggi mengidap depresi dan kecemasan, sedangkan laki-laki memiliki risiko mengidap ketergantungan zat dan yang baru saja melahirkan. Mengalami trauma atau masalah pada masa profesi yang rentan memicu stres. Riwayat anggota keluarga atau keluarga dengan penyakit riwayat kelahiran dengan gangguan pada riwayat penyakit mental alkohol atau obat-obatan terlarang. Diagnosis Gangguan pada Mental Untuk mendiagnosis gangguan pada mental, dokter ahli jiwa atau psikiater akan memulainya dengan wawancara medis. Setelah itu, dilakukan wawancara psikiatri lengkap mengenai riwayat perjalanan gejala pada pengidap serta riwayat penyakit pada keluarga pengidap. Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh untuk memastikan ada atau tidak penyakit lain. Jika dibutuhkan, pemeriksaan penunjang akan dilakukan. Biasanya, dokter akan menyarankan pemeriksaan fungsi tiroid, skrining alkohol dan obat-obatan, serta CT scan untuk mengetahui adanya kelainan pada otak pengidap. Baca juga Orangtua Harus Sensitif terhadap Kesehatan Mental Anak Jika kamu adalah peserta BPJS Kesehatan dan memiliki gejala gangguan mental, jangan ragu untuk melakuan pemeriksaan. Kunjungi Puskesmas terdekat dan ikuti prosedur yang ditentukan. Kamu juga bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk menemukan daftar rumah sakit yang bisa dikunjungi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan mental. Download aplikasi Halodoc segera di App Store atau Google Play! Referensi Info BPJS Kesehatan. Media Internal Resmi BPJS Kesehatan. Diakses pada 2021. Halodoc. Diakses pada 2021. Kesehatan Mental.

pengalaman ke psikiater dengan bpjs